Monday, September 15, 2014

Sungguh Heran

Catatan diri pagi ini dicopas dari group line. Sebagai catatan diri saya, pengingat ketika saya membacanya kembali.

🍫. SUNGGUH HERAN..!

Sungguh heran..
Ada yg tdk mau sholat..
Padahal iblis diusir dari sorga krn tdk mau sujud 1x krn kesombongannya..
Lantas bgmn dgn org yg tdk mau sujud 34x dlm sehari dgn sombongnya..

Sungguh heran..
Ada org yg sombong dan sangat berbangga diri dgn segala yg ada pada dirinya..
Padahal kemarin dia adlah air mani dan esok pasti akan mati..

Sungguh heran..
Ada yg menutupi mobilnya krn takut lecet dan berdebu..
Tp membiarkan anak istrinya terbuka tanpa hijab..

Sungguh heran..
Ada yg pergi pagi pulang malam utk mengejar rizkinya..
Tp tdk pernah dtg ke 'rumah' Sang pemberi rizki utk berjamaah..

Sungguh heran..
Ada yg berjuang mati2an utk membangun rumah di dunia..
Tp ia lupa membangun rumah abadinya di akherat..

Sungguh heran..
Dia tau pasti jika dunia ini adlah jembatan menuju akherat..
Tp ia msh saja sibuk membangun istana di atas jembatan..

Ketahuilah saudaraku..
Sungguh engkau pasti mati..
Setelah itu rumahmu bukan lg milikmu..
Hartamu menjadi milik ahlimu..
Istrimu / suamimu akan nikah lagi...
Dan mrk akan mulai melupakanmu..
Kemudian mrk masing2 sibuk dgn kehidupannya..

Lantas engkau..
Apa yg skr terjadi dgnmu?
Apa yg tersisa dr milikmu?
Amalan apa yg telah engkau bawa menghadap Rabb-mu?

Biar kutebak..
Menyesal..??
Skrg mengharap dimasukkan surga..tanpa bekal??
Skrg berharap sangat dibebaskan dr hisab dan adzab..tanpa amal??

Bodoh..
Sungguh engkau telah TERLAMBAT..
Sungguh engkau telah TERTIPU..
Sungguh engkau telah BINASA..

"...Ingatlah, sesungguhnya mrk lah org2 yg bodoh, tetapi mrk tidak tahu." ﴾al-Baqarah, 13)

"(yaitu) org2 yg menjadikan agama mrk sebagai main2 dan senda gurau..DAN KEHIDUPAN DUNIA TELAH MENIPU MEREKA".
Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mrk sebagaimana mrk melupakan pertemuan mrk dgn hari ini, dan (sebagaimana) mrk selalu mengingkari ayat2 Kami." ﴾al A'raf, 51﴿

::Indahnya Islam,bagi kaum yg brfikir::

share-an dari Ustadz Fatih Karim

Wednesday, September 3, 2014

Ketika yang halal tercampur yang haram

Catatan diri pagi ini saya ambil dari postingan seorang teman di group.

Nerusin BC dari Ust. Salim A Fillah. Tentang #Renungan

Ketika Yang Halal Tercampur Yang Haram

Seseorang datang kepada Imam Syafi’i mengadukan tentang kesempitan hidup yang ia alami. Dia memberi tahukan bahwa ia bekerja sebagai orang upahan dengan gaji 5 dirham. Dan gaji itu tidak mencukupinya.

Namun anehnya, Imam Syafi’i justru menyuruh dia untuk menemui orang yang mengupahnya supaya mengurangi gajinya menjadi 4 dirham. Orang itu pergi melaksanakan perintah Imam Syafi’i sekalipun ia tidak paham apa maksud dari perintah itu.

Setelah berlalu beberapa lama orang itu datang lagi kepada Imam Syafi’i mengadukan tentang kehidupannya yang tidak ada kemajuan. Lalu Imam Syafi’i memerintahkannya untuk kembali menemui orang yang mengupahnya dan minta untuk mengurangi lagi gajinya menjadi 3 dirham. Orang itupun pergi melaksanakan anjuran Imam Syafi’i dengan perasaan sangat heran.

Setelah berlalu sekian hari orang itu kembali lagi menemui Imam Syafi’i dan berterima kasih atas nasehatnya. Ia menceritakan bahwa uang 3 dirham justru bisa menutupi seluruh kebutuhan hidupnya, bahkan hidupnya menjadi lapang. Ia menanyakan apa rahasia di balik itu semua?

Imam Syafi’i menjelaskan bahwa pekerjaan yang ia jalani itu tidak berhak mendapatkan upah lebih dari 3 dirham. Dan kelebihan 2 dirham itu telah mencabut keberkahan harta yang ia miliki ketika tercambur dengannya.

Lalu Imam Syafi’i membacakan sebuah sya’ir:

جمع الحرام على الحلال ليكثره
دخل الحرام على الحلال فبعثره

Dia kumpulkan yang haram dengan yang halal supaya ia menjadi banyak.

Yang harampun masuk ke dalam yang halal lalu ia merusaknya.

_____

Barangkali kisah ini bisa menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi kita dalam bekerja. Jangan terlalu berharap gaji besar bila pekerjaan kita hanya sederhana. Dan jangan berbangga dulu mendapatkan gaji besar, padahal etos kerja sangat lemah atau tidak seimbang dengan gaji yang diterima.

Bila gaji yang kita terima tidak seimbang dengan kerja, artinya kita sudah menerima harta yang bukan hak kita. Itu semua akan menjadi penghalang keberkahan harta yang ada, dan mengakibatkan hisab yang berat di akhirat kelak.

Harta yang tidak berkah akan mendatangkan permasalahan hidup yang membuat kita susah, sekalipun bertaburkan benda-benda mewah dan serba lux. Uang banyak di bank tapi setiap hari cek-cok dengan istri. Anak-anak tidak mendatangkan kebahagiaan sekalipun jumlahnya banyak. Dengan teman dan jiran sekitar tidak ada yang baikan.

Kendaraan selalu bermasalah. Ketaatan kepada Allah semakin hari semakin melemah. Pikiran hanya dunia dan dunia. Harta dan harta. Penglihatan selalu kepada orang yang lebih dalam masalah dunia. Tidak pernah puas, sekalipun mulutnya melantunkan alhamdulillah tiap menit.

Kening selalu berkerut. Satu persatu penyakitpun datang menghampir. Akhirnya gaji yang besar habis untuk cek up ke dokter sana, periksa ke klinik sini. Tidak ada yang bisa di sisihkan untuk sedekah, infak dan amal-amal sosial demi tabungan masa depan di akhirat. Menjalin silaturrahim dengan sanak keluarga pun tidak. Semakin kelihatan mewah pelitnya juga semakin menjadi. Masa bodoh dengan segala kewajiban kepada Allah. Ada kesempatan untuk shalat ya syukur, tidak ada ya tidak masalah.

Semoga Allah mengaruniakan kepada kita kemampuan untuk serius dalam bekerja dan itqan, hingga rezeki kita menjadi berkah dunia dan akhirat.

(Dari ust Zulfi Akmal)

Sunday, April 27, 2014

Siapa Tuhan-Mu?

Kemarin seorang sahabat mengirimkan bbm pada saya perihal pembicaraan serius dirinya dengan gadis pujaannya, kalo anak sekarang bilang tjurhat. kira-kira begini isi Pembicaraannya

F (Fulan) : Bro, Hari ini gua main kerumah si A ni, langsung ketemu ibunya.
A (Ane)  : Wuidih, trus-trus gimana?
F : Ibunya tegas banget dan amat sayang putrinya. baru duduk langsung ditanyakan tujuannya. standart ibunya tinggi bro, dia mau anaknya menikah dengan laki-laki Mapan ya pengennya yang bekerja sebagai PNS atau di BUMN lah. dan nyokapnya ada rencana mau jodohin dia sama anak temannya.
A : Sabar bro, kencengin doa sama tawakal, serahkan semua sama gusti Alloh

Setelah pembicaraan itu saya jadi teringat tentang pembicaraan dengan seorang yang baru saya kenal disebuah tempat kajian di daerah Tebet. dia bercerita beberapa bulan lalu dia bekerja di sebuah bank ternama di Tanah air, setelah mendapatkan materi tentang riba keinginan keluar dari tempat bekerjanya begitu tinggi dan tanpa pikir panjang, tanpa ada pekerjaan yang siap menerima, dia mengundurkan diri dari pekerjaannya.

"Antum ga khawatir besok makan apa? cicilan rumah gimana?"
"Ane percaya, ada Allah yang udah mengatur rezeki hambanya, rezeki tiap hambanya ga akan tertukar. ane serahkan semua sama Allah"
"trus sekarang gimana?'
"Alhamdulillah udah kerja lagi. dulu ane setiap hari menempuh jarak 120Km pergi pulang tempat kerja. sekarang ane deket 1 jam perjalanan aja dari rumah, dan seminggu ane cuma 3 hari kerja"

Subhanallah....

Sering kali kita menciptakan tuhan - tuhan baru dalam hidup kita. kita lupa bahwa Allah lah sesungguhnya yang memberikan kita rezeki. bukan pekerjaan,bukan perusahaan ataupun atasan kita. jadi jangan sampai kita lupa tujuan hidup karena sibuk berlomba dan bermegah-megahan. Ingat tujuan kita untuk menghambakan diri kepada Allah, bukan menghambakan diri pada pekerjaan, kepada atasan, kepada perusahaan dan materi.

mari kita sedikit menyimak surah At-Takatsur

Alhaakumuttakaatsur
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,”

Hatta zultumul makobir
"Sampai kamu masuk ke dalam kubur

Kalla saufata’ lamuun, tsumma kalla saufata’ lamuun
"Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu)"

Kalla lauta’lamuun na ilmalyaqiin
"Dan janganlah begitu,kelak kamu akan mengetahui"

Latarawunnal jahiim
"Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka jahim

 tsumma latarawunnaha ainal yaqiin
“Kemudian sungguh kalian itu (orang-orang yang terlalaikan) akan melihat jahim dengan mata kepalamu sendiri

tsumma latus alunnayau maidzin aninnaiim
“Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahan di dunia itu)”










Thursday, April 24, 2014

Niat

Ba'da Ashar di masjid kami senantiasa dibacakan tentang sebuah hadist. ba'da Ashar kemarin yang dibacakan adalah tentang niat. apakah segala yang kita lakukan lillahi ta'la atau mengharapkan penilaian manusia atau makhluk ciptaanNya yang lain. begini bunyi hadistnya :

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya orang yang pertama kali diadili pada Hari Kiamat ialah seorang laki-laki yang mati syahid. Ia dihadapkan, lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkannya pada berbagai nikmat yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepadanya, dan ia pun mengakuinya. Lantas Allah Subhanahu wa Ta’ala bertanya, ‘Apa yang telah engkau perbuat dengan berbagai nikmat itu?’ Ia menjawab, ‘Saya telah berperang karena-Mu sehingga saya mati syahid.’ Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, ‘Kamu bohongg. Kamu berperang agar namamu disebut-sebut sebagai orang yang pemberani. Dan ternyata kamu telah disebut-sebut demikian.’ Kemudian orang tersebut diperintahkan agar diseret pada wajahnya hingga dilemparkan ke dalam neraka.”

“Selanjutnya adalah orang yang mempelajari ilmu, mengajarkannya, dan membaca Alquran. Ia dihadapkan, lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkannya pada berbagai nikmat yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepadanya, dan ia pun mengakuinya. Lantas Allah Subhanahu wa Ta’ala bertanya, ‘Apa yang telah engkau perbuat berbagai nikmat itu?’ Ia menjawab, ‘Saya telah mempelajari ilmu, mengajarkannya, dan membaca Alquran karena-Mu.’ Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, ‘Kamu bohongg. Akan tetapi kamu belajar agar kamu disebut-sebut sebagai orang alim dan kamu membaca Alquran agar kamu disebut-sebut sebagai seorang qari’, dan kenyataannya kamu telah disebut-sebut demikian.’ Kemudian orang tersebut diperintahkan agar diseret pada wajahnya hingga dilemparkan ke dalam neraka.”

“Kemudian seorang yang diberi keleluasan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan dikaruniai beragam harta benda, lantas ia dihadapkan, lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatan Allah Subhanahu wa Ta’ala pada dirinya. Ia pun mengakuinya. Lantas Allah Subhanahu wa Ta’ala bertanya, ‘Apa yang telah engkau perbuat dengan berbagai nikmat itu?’ Ia menjawab, ‘Saya tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan yang Engkau buka melainkan pasti saya berinfak padanya karena-Mu.’ Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, ‘Kamu bohong. Akan tetapi kamu melakukan hal tersebut agar kamu disebut-sebut sebagai orang yang dermawan. Dan kenyataan kamu telah disebut-sebut demikian.’ Kemudian orang tersebut diperintahkan agar diseret pada wajahnya hingga dilemparkan ke dalam neraka.” (HR Muslim)

bahkan AlQuran pun membahas

Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan .” (QS. Huud: 15-16)

Sedih yah jika nanti saat hari dimana kita diadili segala kebaikan kita di dunia tidak mampu menyelamatkan kita dari api neraka karena perkara niat.

Jadi Apa yang harus kita lakukan?

Luruskan niat dan ikhlas apa yang kita lakukan semata-mata hanya untuk Allah ta'ala.

Lalu adakah ciri-ciri ikhlas?

dikisahkan Jibril kepada Rasulullah Saw, Allah berkata
“Ikhlas itu merupakan rahasia  dari rahasia-Ku, yang Kutitipkan dalam hati orang yang Aku cintai dari hamba-hamba-Ku.”

Sulit bukan untuk ikhlas? karena ternyata keikhlasan itu rahasia Allah dan menariknya ikhlas itu dititipkan dalam hati orang yang Allah cintai bukan dalam hati orang yang mencintai Allah. Subhanallah,  ini Allah langsung yang memilihnya.

mau menjadi hamba yang dicintai Allah?







Wednesday, April 23, 2014

Bangkrut

Apa yang terbayang oleh kalian ketika mendengar kata bangkrut?
tidak punya uang?
banyak hutang?
tidak punya harta benda?
susah?
jatuh miskin?

ada lagi??

dan umumnya pasti semua tentang keduniaan dan kebendaan yang pada dasarnya semua itu bisa kita dapatkan lagi bila kita mau berusaha bangkit dari kebangkrutan. tahukan kalian bahwa ada manusia yang paling bangkrut? yang mana mereka takkan mendapatkan kembali apa yang pernah mereka miliki.

“Tahukah kalian, siapakah muflis (orang yang bangkrut) itu?”. Para sahabat menjawab: “Di kalangan kami, muflis itu adalah seorang yang tidak mempunyai dirham dan harta benda”. Nabi bersabda : “Muflis di antara umatku itu ialah seseorang yang kelak di hari qiyamat datang lengkap dengan membawa pahala ibadah shalatnya, ibadah puasanya dan ibadah zakatnya. Di samping itu dia juga membawa dosa berupa makian pada orang ini, menuduh yang ini, menumpahkan darah yang ini serta menyiksa yang ini. Lalu diberikanlah pada yang ini sebagian pahala kebaikannya, juga pada yang lain. Sewaktu kebaikannya sudah habis padahal dosa belum terselesaikan, maka diambillah dosa-dosa mereka itu semua dan ditimpakan kepada dirinya. Kemudian dia dihempaskan ke dalam neraka.  (hadist riwayat muslim)


Ternyata rajin ibadah saja tidak cukup karena ibadah kita dapat hangus oleh lima hal tersebut diatas. dan dua hal yang paling mudah menghanguskan adalah mencaci seseorang dan menuduh seseorang. yuk mulai saat ini kita jaga lidah kita dari mencaci, ghibah ataupun memaki dan mulai berprasangka baik pada orang lain






Tuesday, April 22, 2014

mengasah pikiran dan hati

“Rugilah orang yang sibuk memperbaiki penampilan fisik namun lupa mengasah pikiran dan hati. Penampilan fisik bisa menipu, terlihat keren padahal kere. Terlihat bahagia tetapi hatinya hampa. Terlihat kaya padahal hutang dimana-mana. Priotitaskanlah memperbaiki kecerdasan pikiran dan kelembutan serta kejernihan hati Anda agar predikat zombie menjauh dari kehidupan Anda.” - Jamil Azzaini

Monday, April 21, 2014

Lelaki Terbaik

Tulisan ini saya dapat ketika menjelajah di sini, saya reblog sebagai catatan pribadi saya semoga kelak saya bisa menjadi lelaki terbaik bagimu dan anak-anak kita


_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _




Dua hari lalu, saya menghadiri dua acara akad nikah di Tangerang dan Jakarta. Semua pemberi nasehat perkawinan mengutip hadits Nabi, “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya. Dan akulah yang paling baik di antara kalian dalam bermuamalah dengan keluargaku.”

Makna tersirat dari hadits nabi itu adalah tidak mungkin seseorang menjadi lelaki yang baik apabila ia tidak baik dengan keluarganya. Kebaikan kepada keluarganya itu kebaikan yang asli, tanpa pamrih. Watak asli seorang lelaki bisa dilihat dari bagaimana ia memperlakukan istri dan anaknya.

Bagaimana memperlakukan istri dan anak dengan baik dan terhormat? Menurut saya setidaknya ada tiga hal yang bisa kita lakukan. Pertama, mengajak istri dan anak untuk selalu mendekat kepada Allah. Dalam bahasa para ulama terdahulu, “Allah dulu, Allah lagi dan Allah terus.”

Semua hal harus dimulai dengan pertanyaan, “Bila ini saya lakukan, Allah cinta gak ya?” Setelah kegiatan berjalan, kitapun harus tetap bertanya, “Bagaimana caranya agar tangan Allah selalu ikut dalam dalam aktivitas ini?” Lalu, pertanyaan terakhir, “Bagaimana caranya agar kegiatan ini bisa menjadi bekal untuk kehidupan nanti?” Seorang lelaki yang cerdas akan selalu mengajak istri dan anaknya “membawa” Sang Maha dimanapun dan kapanpun.

Kedua, sebagai lelaki kita harus bermental “to give” bukan “to get”. Apa artinya? Kita harus selalu berusaha memberikan yang terbaik kepada istri dan anak. Bukan justru selalu bertanya, “Apa yang bisa saya dapatkan dari mereka?” Seorang lelaki terhormat juga sangat tidak pantas mengungkit-ungkit kebaikan dan pemberian kepada istri dan buah hatinya.

Ia juga perlu sering merenung, “Apakah saya sudah menyediakan waktu terbaik untuk mereka? Apakah saya sudah memberikan saran dan arahan yang terbaik untuk istri dan anak saya? Apakah yang saya lakukan ini benar-benar bisa menjadikan mereka SuksesMulia di kemudian hari?

Ketiga, lelaki itu menjadi “pakaian” bagi keluarganya. Fungsi pakaian itu melindungi, menutupi hal-hal yang memang harus ditutupi dan menjaga kehormatan sang pemakaianya. Seorang laki-laki harus menyediakan waktu untuk istri dan anaknya saat mereka ingin curhat, saat ada sesuatu yang membuat mereka gelisah dan perlu perlindungan.

Seorang lelaki juga akan menjaga kehormatan dan harga diri anggota keluarganya. Dia tak akan mengumbar cerita kelemahan dan keburukan istri dan anaknya. Ia akan sibuk mensupport dan mendukung anggota keluarganya sembari memperbaiki kelemahan-kelemahannya. Ia memahami bahwa semua hal adalah proses, perlu waktu dan perlu kesabaran membina istri dan anaknya.

Mulailah menjadi lelaki baik dari rumah, sebab itu cerminan hakiki siapa sejatinya Anda…

Salam SuksesMulia!